Insiden
pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak minggu (28/12/2014) lalu telah
menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga korban. Upaya pencarian
AirAsia QZ 8501 telah memasuki hari ke-11 dan melibatkan puluhan kapal dan
pesawat, serta bantuan beberapa negara sahabat. Pemerintah diminta membuka
secara gamblang biaya pencarian pesawat dan korban kecelakaan AirAsia QZ 8501
di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Menurut
pengamat penerbangan, Arista Atmadjati, pihak maskapai AirAsia juga ikut
bertanggung jawab dalam pembiayaan operasi pencarian.
“Yang menjadi
masalah biaya operasi ini gimana? Masa dibebankan ke pemerintah Indonesia,
pihak maskapai juga harus bertanggung jawab,” kata Arista , Selasa (6/1/2015)
malam.
Arista
menjelaskan, meski pesawat terregistrasi di Indonesia, pihak Malaysia sebagai
negara induk perusahaan AirAsia wajib ikut berkontribusi dalam misi pencarian.
“Malaysia juga harus mengambil tindakan,” tegasnya.
Karena
itulah, penting bagi pemerintah untuk membuka kepada publik berapa biaya
operasi pencarian ini pesawat yang jatuh setelah tinggal landas dari Bandara
Internasional Juanda, Minggu 28 Desember lalu itu. Terlebih, pencarian masih
akan terus berlangsung hingga Presiden sebagai pimpinan tertinggi dalam misi
pencarian menyatakan operasi dihentikan.
Dia khawatir
kasus AirAsia mengulang nasib maskapai Adam Air yang mengalami kebangkrutan
pascaoperasi pencarian selama berbulan-bulan untuk mencari pesawatnya yang
hilang di perairan Sulawesi pada 2007 silam.
Arista juga
menyarankan agar AirAsia berkoordinasi dengan pemerintah mengenai pembiayaan
operasi ini, mengingat pihak maskapai juga wajib membayar asuransi kepada
keluarga korban yang jumlahnya sangat besar.
“Berkaca dari
Adam Air, dia kan langsung bangkrut setelah operasi pencarian dilakukan lebih
dari dua bulan,” pungkas Arista.“Seharusnya dibuka ke publik, besaran biaya
operasi ini berapa. Didapat dari mana saja sehingga masyarakat bisa tahu semua
masalah ini,” katanya.Diakui Kepala Basarnas FHB Soelistyo , pengeluaran paling
banyak terletak pada biaya bahan bakar seluruh kapal maupun pesawat yang
digunakan.
Meski, untuk
kapal dan pesawat milik asing tidak akan masuk dalam hitungan. “Saya belum buat
itungannya. Tapi bahan bakar memang paling besar,” ungkapnya kemarin.
Hal itu tetap
menjadi soal lantaran Basarnas tidak memiliki biaya operasional sebesar BNPB.
Hingga saat ini pun, untuk setiap satuan operasi masih menggunakan dana dari
kocek dari masing-masing satuan.“Memang. Tapi nanti akan diiventarisir. Untuk
BBM yang sudah terlanjur juga akan diganti dari bantuan skk migas,” pungkasnya.
Operasi
pencarian dan evakuasi korban serta badan pesawat Air Asia QZ 8510 tentu
membutuhkan biaya yang tak sedikit.Hitung saja, dalam setiap hari puluhan
kapal, pesawat dan armada lainnya kerahkan ke lokasi pencarian Air Asia. Berapa
banyak bahan bakar yang dibutuhkanLalu siapa yangmengeluarkan biaya operasi
kemanusian berskala besar itu?
Menurut Ketua
Komisi V Bidang Perhubungan DPR, Fary Djemy Francis, anggaran pencarian itu
seluruhnya ditanggung oleh negara melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) 2015.”Kan apa yang Basarnas lakukan masih berkiatan dengan APBN,” kata
Fary di Kantor Basarnas, Jakarta, Senin 5 Januari 2015.
Menurut Fary,
pada saat dia bertemu dengan Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang
Soelistyo, dia sempat mengeluhkan anggaran Basarnas yang terbatas.”Tadi
(Soelistyo) bilang agak pusing juga nih anggarannya nggak ada,” ujar dia.
Namun, meski
demikian, dia bersyukur banyaknya bantuan bahan bakar dari berbagai pihak.
Serta pihak asing yang membantu pun mereka swasembada sendiri.”Kepala basarnas
bilang anggaran beberapa dukungan dari armada asing itu mereka melakukan upaya
sendiri,” ujar dia.Kemudian, kata Fary, ada juga bantuan bahan bakar dari BP
Migas dan perusahaan minyak milik Perancis, Total.”Mereka berkerelaan juga
dukung dalam operasional pencarian dan pertolongan ini,” ujar dia.Kemudian,
kata dia, Komisi V DPR juga akan memberikan dukungan anggaran secara
politik.”Berkaitan dengan biaya beberapa komponen menanggung biaya sendiri
tentu ada batas waktunya makanya kita datang kesini untuk beri dukungan ke
basarnas sebagai leading sector. Tentu ada kaitannya dengan anggaran itu,” kata
dia.Namun, Fary tidak merinci lebih jauh dukungan anggaran seperti apa yang
akan diberikan DPR.Fary, juga mengaku belum mengetahui berapa total biaya yang
dibutuhkan Basarnas dalam upaya pencarian ini.
Sumber :
http://www.jpnn.com/read/2015/01/10/280484/index.php?mib=berita.detail&id=280484&page=2
http://lintasterkininews.com/10/01/2015/berapa-dana-operasi-pencarian-airasia-ini-penjelasan-basarnas.html
tennis forebet - choegocasino 바카라사이트 바카라사이트 카지노 카지노 카지노사이트 카지노사이트 1243BetMGM Sportsbook bonus code for MGM bonus code for MGM
BalasHapus