Pengaruh Budaya pada Sistem Akuntansi
Dalam akuntansi, pentingnya budaya dan sejarah kini semakin
diakui. Meskipun kurangnya perhatian terhadap dimensi ini di masa lalu dalam
literatur klasifikasi internasional, Harrison dan McKinnon (1986) mengusulkan
suatu kerangka metodologi menggabungkan budaya untuk menganalisis perubahan
dalam peraturan pelaporan perusahaan keuangan di tingkat negara secara
spesifik. Budaya dianggap sebagai elemen penting dalam kerangka untuk memahami
bagaimana sistem sosial berubah karena pengaruh budaya dan nilai-nilai norma
dan perilaku kelompok dalam dan di seluruh sistem. Melengkapi pendekatan ini,
Gray (1988) mengemukakan bahwa kerangka teoritis yang menggabungkan budaya
dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perbedaan-perbedaan
internasional dalam sistem akuntansi dan untuk mengidentifikasi pola
perkembangan akuntansi internasional. Gray berpendapat bahwa budaya, atau
nilai-nilai sosial, pada tingkat nasional dapat diharapkan untuk menyerap
subkultur organisasi dan kerja, meskipun dengan berbagai tingkat integrasi.
Sistem akuntansi dan praktek dapat mempengaruhi dan memperkuat nilai-nilai
sosial.
PENGARUH BUDAYA TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN.
Banyak publikasi ilmiah mendokumentasikan bahwa akuntansi di
pengaruhi oleh budaya dan perbedaan budaya tersebut dijadikan sebagai dasar
melakukan harmonisasi (lihat Bedford, 1966; Mueller, 1968; and Seidler, 1969).
Tulisan-tulisan awal ini tidak menjelaskan bagaimana budaya
mempengaruhi akuntansi.
Violet [1983, p. 6] menyatakan bahwa bahasa merupakan
variabel budaya yang paling penting. Bahasa merupakan fondasi untuk
mempromosikan budaya. Memandang akuntansi adalah bahasa bisnis. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa prinsip akuntansi akan bervariasi tergantung pada variasi
budaya yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan. (Violet, 1983, p. 6). Dia
juga meyimpulkan bahwa akuntansi sebaliknya juga mempengaruhi budaya dan sukses
komite standar akuntansi internasional dalam mendapatkan diterimanya standar
internasional tersebut juga tergantung pada variabel budaya.
Harrison dan McKinnon (1986) mengembangkan suatu kerangka
pikir untuk mejelaskan bagaimana sistim pelaporan akuntansi berubah. Karena
akuntansi merupakan sistem sosial. Perubahan pada sistim akuntansi dapat
dijelaskan dalam bentuk 4 aspek penting ; intrusive events, intra-system
activity, trans-system activity, and the cultural environment. Berdasarkan
kerangka tersebut, perubahan pada akuntansi merupakan produk dari interaksi
kejadian-kejadian dilapangan dan interaksi antara sistim akuntansi dan sistim sosial
lingkungan dalam negara.
Doupnik dan Salter (1995) menjelaskan lebih dalam bahwa
kerangka pikir yang dikembangkan oleh Harrison dan McKinnon [1986] merupakan
pengembangan model umum perkembangan akuntansi. Norma dan nilai-nilai budaya di
pandang sebagai faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi. variabel ini juga
mempengaruhi pentingnya intrusive events yang berasal dari lingkungan ekternal.
Jika lingkungan ekternal, struktur lembaga, norma dan nilai budaya berbeda
antar negara, maka praktik akuntansi yang ada seharusnya juga berbeda antar
negara.
Ø
Budaya, Nilai-nilai Sosial, dan Akuntansi
Unsur Struktural Kebudayaan yang Mempengaruhi Bisnis
Penelitian Hofstede pada tahun 1970 bertujuan mendeteksi elemen struktur budaya
yang paling kuat mempengaruhi perilaku dalam situasi kerja organisasi dan
institusi. Analisis statistik Hofstede mengungkapkan empat dimensi nilai sosial
yang mendasari, yaitu Individualisme, Jarak kekuatan, Penghindaran
Ketidakpastian, dan Maskulinitas. Penelitian selanjutnya oleh Hofstede dan Bond
(1988) ke nilai-nilai Cina mengungkapkan dimensi kelima: orientasi jangka
pendek vs jangka panjang, atau apa yang disebut Dynamisme Konfusianisme. Hal
ini juga menunjukkan bagaimana negara-negara dapat dikelompokkan ke dalam
wilayah budaya, berdasarkan skor mereka pada empat dimensi nilai, menggunakan
analisis cluster dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor geografis dan
historis.
Ø
Struktur Elemen Budaya
Yang mempengaruhi Bisnis Analisa statistik yang dikemukakan
oleh Hofstede (1984) menghasilkan empat dasar nilai sosial dimensi yaitu:
1.
Individualistik vs Kolektivitas
2. Kesenjangan
Kekuasaan Besar vs Kecil
3. Menghindari
Ketidakpastian Kuat vs Lemah
4. Maskulin vs
Feminim Penelitian yang dilakukan oleh Hofstede juga menunjukkan bagaimana
negara-negara bisa dikelompokkan menjadi area budaya, berdasarkan skor terhadap
4 nilai dimensi, menggunakan analisa cluster dan mempertimbangkan faktor
geografis dan historis.
Ø
Nilai Akuntansi
Gray (1988)
mengidentifikasikan 4 nilai akuntansi untuk profesi akuntan dan praktek
akuntansi:
1. Profesionalisme
vs peraturan perundang-undangan: nilai ini mencerminkan tentang pilihan untuk
menggunakan pendapat seorang profesional dan pemeliharaan kode-etik profesional
sendiri daripada menggunakan pertimbangan hukum dan kontrol perundang-undangan.
2. Keseragaman vs
fleksibilitas: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk menggunakan
keseragaman praktek akuntansi antara perusahaan dan menggunakannya secara
konsisten dari waktu-ke-waktu, daripada bersifat fleksibel untuk menyesuaikan
dengan kondisi perusahaan masing-masing.
3.
Konservatisme vs optimisme: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan
untuk selalu berhati-hati dan konservatif dalam pengukuran sehingga dapat
meminimalisir resiko di masa datang, ketimbang bersikap optimis dan berani
menghadapi resiko yang besar.
4. Kerahasiaan vs
transparansi: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk tetap merahasiakan
informasi dan hanya mengungkapkan informasi bisnis kepada orang-orang tertentu
yang sangat dekat dan berkaitan dengan pihak manajemen dan keuangan, daripada
bersifat terbuka, transparan dan menggunakan pendekatan akuntansi publik.
Ø
Nilai Akuntansi dan Klasifikasi Internasional
Setelah mengkaitkan nilai sosial pada nilai akuntansi
internasional, seperti perkataan Gray, ternyata memungkinkan untuk membedakan
antara kekuasaan sistem akuntansi, yaitu sejauh mana sistem tersebut
dipengaruhi oleh kontrol perundang-undangan atau profesionalisme, dengan
pengukuran dan pengungkapan karakteristik sistem akuntansi. Dengan cara ini,
nilai akuntansi dapat dihubungkan dengan karakteristik sistem akuntansi.
Tekanan Internasional untuk Perubahan Akuntansi Sebuah model yang dibuat oleh
Gray (1988) untuk meneliti proses perubahan akuntansi. Diagram dalam model
tersebut mengidentifikasikan beberapa faktor penting mengenai tekanan
internasional yang mempengaruhi perubahan akuntansi seperti:
· Perkembangan ekonomi dan politik
internasional
· Kecenderungan baru dalam Foreign Direct
Investment
· Perubahan dalam strategi perusahaan
Multinasional
· Pengaruh teknologi baru
· Perkembangan pasar keuangan
internasional
· Bisnis ekspansi
· Aktivitas organisasi regulator
internasional
Sumber : http://zetzu.blogspot.co.id/2010/10/akuntansi-internasional-pola-budaya.html
https://vixionholick.wordpress.com/2013/03/28/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi-internasional/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar